Kamis, 27 Oktober 2011

Hujan Malam Ini

Hujan malam ini
Baunya, suaranya, segarnya masih sama
Hanya saja masih belum cukup
Untuk menutupi kesedihan, keresahan, dan kebimbangan yang tersirat

Hujan malam ini
Belum mampu membawa senyum
Seperti biasanya
Seperti yang selalu terjadi

Hujan malam ini
Sarat airmata dan tangis yang meluap
Menutupi kebahagiaan dan senyum
Hingga habis, tak tersisa

Hujan malam ini
Entah akan berganti langit berbintang
Atau mungkin berlanjut dengan angina dan petir…..

Kamis, 25 Agustus 2011

Catatan kecil, Gadis penjual Es Kucir

aku berjalan, ke arah lampu merah diujung jalan itu
Terasa beda, karena kali ini hujan turun deras
Kakiku yang tanpa alas menginjak aspal yang basah
Terasa beda, karena biasanya panas yang kurasakan

Beberapa remaja dan anak-anak di rumah rumah yang kulewati terlihat gembira
Mereka gembira karena akhirnya hari ini hujan turun
Menghancurkan sisa-sisa pertahanan dari panas matahari yang menyengat
Beberapa bahkan berhujan-hujanan dengan senyum, dan sikap apatisme tak tertutupi

Hujan, itu berarti aku harus kehilangan pundi-pundiku hari ini
Hujan, yang berarti aku tak mempunyai uang saku untuk besok ke sekolah
Ahh, kenapa aku memikirkan uang saku
Biaya sekolahku saja tak jelas mesti kugantungkan dimana
Mereka, orang-orang itu..
Pernahkah sejenak mereka membayangkan menjadi aku?
Tidak, pernahkah mereka memikirkan bagaimana aku?

yang terjadi pastilah kebalikannya
Aku yang selalu membayangkan menjadi mereka
Aku yang selalu memikirkan betapa bahagianya hidup mereka
Karena aku, hanyalah seorang gadis kecil,
Yang menggantungkan hidupnya pada berbungkus-bungkus es kucir

Fokusku

Layar itu..
Yah, layer itu memang kutatap
Tapi tak sedikitpun fokusku ada padanya
Fokusku hanya padamu
Yang ada entah dimana
Fokusku hanya padamu
Yang entah sedang apa
Fokusku hanya padamu
Yang entah mengapa, aku juga tak tahu alasannya

Kenapa kamu tak hentinya menjadi fokusku?
Padahal, tak hentinya, selalu kau buat hati ini tercabik
Entah fikiranku yang tak mau mematuhi hatiku
Atau mungkin hatiku yang tak mau patuh pada fikiranku
Yang aku tahu, fokusku
Milikmu saat ini……

Minggu, 07 Agustus 2011

Negeri debu vs Negeri atas awan

lihat anak-anak itu
penghuni negeri debu
mereka mengulum senyum di lampu merah
dengan telapak tangan menengadah
mereka segera berpindah setiap kali mendapatkan
sekeping, dua keping, selembar, dua lembar atau sekedar gelengan kepala
mereka kembali kepada gerombolan temannya saat lampu berganti hijau
dan kembali lagi kehadapan pemakai jalan saat lampu kembali merah
behitu seterusnya, bahkan entah untk berapa lama

begitulah, berjuta-juta anak pertiwi harus seperti itu
mereka merelakan tak belajar untuk sesuap nasi
mereka merelakan tak menuntut ilmu demi bertahan hidup
bahkan mereka merelakan tak bermain, tak tidur siang seperti anak-anak lain
mereka merelakan itu demi hidup yang harus berlanjut

sementara di sisi lain...
para penghuni negeri di atas awan dengan mudah mengambil yang bukan haknya
penghuni di atas kursi empuk itu sibuk menebar fitnah, saling menjatuhkan
sibuk mencari kursi awan yang lebih empuk
sibuk mencari kesempatan, mencuri, mencomot rupiah yang bahkan tak pantas mereka sentuh, apalagi nikmati

haruskah seperti ini?
sebeginikan perbedaan antara negeri di atas awan dan negeri debu?
tapi pertanyaanku tak terarah, tak terjawab

mungkin, seperti inilah hidup, seperti inilah dunia
pahit
dan tak adil bagi sebagian orang
berbeda dengan akhirat
adil
dan manis bagi sebagian orang...

Haruskah Aku mengakui

haruskah aku mengakui
untuk membuatmu sedikit saja melihatku
untuk membuatmu sedikit saja sadar bahwa aku ada
aku disini, tak hentinya menshan hati karena sikap dingin saat kau menatapku
karena sikap tak pedulimu saat kau bicara denganku
tapi semua itu tak penting, tak berarto apapun
bahkan sedikitpun tak mengubah rasaku padamu

haruskah aku mengakui
untuk sedikit saja mengisi namaku dalam pikiranmu
atau sedikit saja membuat hatimu melirikku

hanya kamu
yang selama ini mengisi fikira dan hatiku
hanya kamu
yang tak henti membuat aku bertahan untuk menunggu

aku hanya menyukai seseorang
dan seseorang itu adalah kamu

Minggu, 31 Juli 2011

AYAH

Ayah…
Aku merindukanmu
Aku rindu mendengar suaramu
Tawamu…perhatianmu….

Ayah….
Aku masih terus mencoba
Untuk menghadapi bahwa semua ini nyata
Semua bukan hanya mimpi buruk
Menghadapi bahwa engkau tidak ada
Rasanya sungguh aku ingin menyangkal
Ingin terbangun dari semua mimpi buruk ini
Rasanya baru kemarin aku masih merasakan perhatianmu
Baru kemarin aku masih merasakan arahan kasih sayangmu

Ayah…..
Dunia ini terlalu sulit sejak kau pergi
Rasanya berat hari-hari ini kulewati
aku merindukanmu ayah, aku membutuhkanmu
tapi yang terpenting
aku sangat menyayangimu

Ayah….
Kumohon berbahagialah disana
Semoga Allah tak henti-henti membahagiakanmu
Kebahagiaan yang belum cukup kuberikan padamu
Kebahagiaanmu ayah, lebih penting untukku daripada apapun
Berbahagialah ayah, tersenyumlah
Karena aku bertahan tersenyum untukmu
Tersenyum diantara tangisku, untukmu
Aku menyayangimu, ayah
Sangat menyayangimu ………….
sekarang dan sampai kapanpun

Untitle

Dimana kamu sahabat?
Sudahkah kamu mendapatkan orang yang kamu cintai?
Hingga kamu melupakanku kini

Sudahkah cinta lebih penting daripada persahabatan?
Sudahkah kekasih lebih penting daripada sahabat?

Tahukah kau aku sangat membutuhkanmu sekarang
Tapi aku juga tak berani mengganggu kebahagiaanmu
Tak mau mengganggu tawamu dengannya

Aku menunggumu disini sahabat…..
Aku butuh kamu….sekarang….
Ingatlah akuuu
Bagilah kebahagiannmu denganku, seperti biasanya..
Walaupun sedikit saja……